GELIAT KADERISASI PEMUDA MUHAMMADIYAH
Dibaca: 2397
Sebagai organisasi kader, pemuda muhammadiyah tidak henti-hentinya untuk mempersiapkan kadernya guna meneruskan estafeta perjuangan dakwah muhammadiyah. Semangat fastabiqul khoirot… yang merupakan jargon pemuda muhammadiyah menjadi spirit tersendiri dalam kiprah dan geraknya. Bitul Arqom Dasar yang diselenggarakan baru-baru ini, tepatnya tgl 29-30 September 2012,dan akan dilanjutkan pada tgl 13-14 Oktober 2012 mendatang. Baitul Arqom dasar sebagai upaya kaderisasi pemuda muhammadiyah, rupanya mendapat apresiasi yang luar biasa dari PCPM, terbukti sebanyak 38 orang/peserta dari utusan PCPM Se-Daerah Banjarnegara yang hadir mengikutinya.
Dibuka secara resmi oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara. Dalam sambutanya Bapak H.Mubasyir Ali menyampaikan tentang perlunya Perkaderan sebagai sarana pembinaan pemuda muhammadiyah khususnya mental spiritual maupun bekal ketrampilan. Saat ini pemuda muhammadiyah meski giat untuk menempa diri baik kemampuan intelektual maupun sosialnya seiring dengan perkembangan dunia global.
Setelah dilakukan Penyerahan paserta dari PDPM kepada Master Of Training, Wasis Winarso mewakili ketua PDPM Banjarnegara mengatakan bahwa perkaderan harus dilakukan secara kontinue, mengingat kaderisasi merupakan kebutuhan fital yang akan menopang keberlangsungan sebuah organisasi, jika kaderisasi macet, maka sudah bisa dipastikan organisasi tidak akan langgeng.
Baitul Arqom Dasar merupakan sarana untuk menggembleng sekaligus memberikan stimulus semangat bermuhammadiyah. Melalui perkaderan, proses tranformasi ideologi dan penanaman nilai-nilai kemuhammadiyahan ditanamkan. Instruktur dari PDM Banjarnegara, H.M.Fahmi Hisyam, S.Ag dalam materinya Faham Agama dalam muhammadiyah mengatakan tentang perlunya meluruskan paradigma berfikir warga muhammadiyah dalam memahami dienul Islam. Sehingga pemahaman keislamannya selaras dengan pemikiran muhammadiyah. Juga ditekankan pentingnya pengkajian Islam secara terus menerus, mengingat perkembangan pemikiran Islam yang semakin berkembang. Sehingga warga muhammadiyah, khususnya kader pemuda muhammadiyah mampu menempatkan diri dan menjaga eksistensinya ditengah-tengan keragaman.
Dalam kesempatan yang sama, Widyasmara, S.Pd selaku Ketua Bidang Kader menyampaikan bahwa proses kaderisasi yang dilakukan baik melalui jalur perkaderan formal maupun non formal, mestinya tidak hanya berhenti pada tataran teoritis saja, namun benar-benar teraplikasi pada gerakan nyata di akar rumput, Cabang dan Ranting muhammadiyah, sehingga harapan dan cita-cita luhur muhammadiyah untuk menciptakan masyarakat yang baldatun toyyibatun warobbul ghofur dapat terwujud.
Tags:
Arsip Berita